Ide sudah didapat, langsung deh telpon mama nanya-nanya resepnya ;-)
Hunting sagu ternyata gampang-gampang susah di pasar tradisional.. Kebanyakan orang taunya sagu yang berbentuk tepung. Jarang sekali orang kenal sama model sagu yang dipadatkan berbentuk kotak-kotak kecil seperti roti tawar yang dikeringkan (tapi keras) itu. Makanya di foto saya tampilkan si sagu yang tinggal satu-satunya (maksa), hehe. Dulu waktu saya kecil sering dioleh-olehin sagu ini sama tante yang tinggal di Ternate, mengingat sagu memang dikenal sebagai makanan pokok penduduk Indonesia timur, khususnya Maluku dan Papua. Balik ke hunting sagu, alhamdulillah ketemu juga sama penjual sagu yang sepertinya satu-satunya di seantero pasar dan stand-nya di pojokan yang tidak terlalu ramai dilewatin orang pula..
Oke sudah cukup ceritanya, sekarang ke resepnya saja ya..
Bubur Sagu
by Rosy Indriati
Bahan :
4 potong sagu (kurang lebih ukuran 8 x 8 cm)
1,5 liter air, didihkan
3 lembar daun pandan, potong-potong
100 gr gula merah diserut
4 sdm gula pasir
500 ml santan (dari setengah buah kelapa sedang)
1 sdm tepung beras (optional)
0,5 sdt garam
buah nangka secukupnya, potong - potong dadu atau memanjang (optional)
Cara Membuat :
I. Bubur :
- Cuci bersih sagu, dalam panci rendam sagu dengan 1,5 liter air mendidih hingga hancur kurang lebih 1 jam. (Terkadang setelah 1 jam atau lebih masih ada bagian sagu yang keras tidak mau hancur. Agar hasil bubur mulus, singkirkan saja bongkahan yang keras atau saring dan tekan-tekan dengan sendok agar hancur rata).
- Panaskan bubur dengan api sedang dan sambil diaduk.
- Masukkan gula merah, gula pasir, dan daun pandan, aduk hingga larut merata dan mengental (kurang lebih setengah jam).
- Jika sudah mengental, masukkan potongan buah nangka, aduk sebentar hingga aromanya keluar, matikan api, angkat
II. Santan :
- Larutkan 1 sdm tepung beras dengan sedikit air.
- Masukkan larutan tepung beras ke dalam santan, aduk rata.
- Panaskan santan diatas api sedang, masukkan daun pandan, garam, aduk terus hingga santan mengental dan mulai naik, segera matikan api. (agar santan tidak pecah)
Sajikan bubur dengan santannya.
Mudah sekali bukan? Anehnya kok tidak banyak yang bikin bubur ini ya..padahal enak banget. Semalam begitu matang langsung habis 2 mangkok kecil. Buru-buru disimpan di kulkas biar ga abis buat difoto tadi pagi..
Happy ending story, lunas sudah nostalgia sama si Bubur Sagu sekaligus partisipasi di event Pangan Lokal.. Ternyata rasamu tidak pernah berubah, tetap enak seperti yang dulu pernah kuingat..(lebaydotcom).
Maksih atas informasinya sangat bermanfaat manisan kolang kaling
ReplyDelete